Tuberkulosis Tulang Belakang❗
Apa yang dimaksud dengan TBC ?
TBC atau tuberkulosis (TB) tulang belakang
adalah penyakit infeksi yang menular pada manusia yang bersifat kronis dan lama
penderitaannya. Penyakit ini masih belum dituntaskan secara global, bahkan
memburuk di beberapa tempat di dunia terutama disebabkan adanya hubungan antara
penyakit tuberculosis dan berbagai epidemik infeksi HIV maupun
AIDS, serta meningkatnya prevalensi resistensi obat.
Penyebab TBC Tulang Belakang
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Myobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari
yang paling sering adalah paru-paru di mana menjangkiti tulang belakang.
Basil tuberkulosis dapat mencapai semua bagian dari tubuh, tetapi tempat yang
paling sering ditemukan pada paru, nodus limfa, laring, pleura, ginjal, spina,
tulang dan otak. Penyakit ini umumnya menginfeksi tulang belakang pada
area toraks (dada belakang) bagian bawah dan vertebra lumbalis (pinggang
belakang) atas. Karena tuberkulosis adalah penyakit bakterial yang kronis yang berkembang
secara perlahan, maka infeksi dapat berlangsung tanpa terperhatikan sampai pada
suatu kesempatan pemeriksaan dengan sinar-X memperlihatkan adanya luka-luka
patogenik pada paru-paru ke
tulang belakang hingga ke sendi yang ada di antara tulang belakang. Kondisi
ini menyebabkan matinya jaringan sendi dan memicu kerusakan pada tulang
belakang. Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya penularan TBC
tulang belakang, antara lain :
- Agen penyakit yang berasal dari Myobacterium tuberculosis.
- Reservoir infeksi terutama pada manusia dan sapi.
- Daya tular penderita TBC melalui ludah dan udara
pernapasan.
- Sanitasi lingkugan di area yang memiliki
tingkat kasus tuberkulosis tinggi dengan orang-orang yang tinggal di area yang kumuh dan
padat penduduk.
- Orang yang kekurangan nutrisi.
- Risiko penderita penyakit ini pada usia di bawah
3 tahun, remaja serta dewasa muda.
- Virulensi basil TBC.
- Terinfeksi HIV yang mengakibatkan rendahnya
sistem kekebalan tubuh.
Gejala TBC Tulang Belakang
Seperti halnya pada tuberkulosis,
keberadaan TBC tulang belakang sulit dideteksi. Pada umumnya, pasien
mengalami nyeri punggung kronis yang tidak diketahui penyebabnya. Maka dari
itu, dokter mengalami kesulitan untuk mendiagnosis. Kondisi semacam ini bisa
berlangsung sekitar empat bulan. Ada
beberapa gejala yang hampir sama dengan penyakit tuberkulosis seperti :
- Demam.
- Berkurangnya nafsu makan yang
disertai penurunan badan.
- Keluarnya keringat pada malam
hari.
- Nyeri pada punggung.
- Tubuh menjadi bungkuk.
- Adanya pembengkakan pada tulang belakang serta
tubuh yang terasa kaku dan tegang menjadi tambahan dari gejala TBC tulang
belakang.
Pencegahan dan Kontrol TBC Tulang Belakang
Sama dengan langkah pengobatan
penyakit tuberkulosis. Berikut usaha-usaha pencegahannya antara lain :
- Kenakan masker ketika berada ditempat umum ketika
sedang bersin, batuk, atau tertawa. Berlaku untuk non penderita saat
berinteraksi dengan penerita TBC
- Mulailah kebiasaan mencuci tangan secara teratur.
- Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik
agar pergantian udara di dalam rumah secara efesien.
- Pemberian vaksin Bacillus
Calmette-Guerrin atau BCG sejak bayi baru lahir.
- Perbaikan kondisi sosial yang dapat meningkatkan
risiko penularan seperti perumahan yang sehat.
- Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan,
laboratium dan X-ray.
- Penyuluhan kesehatan pada masyarakat tentang
bahaya dan cara penularan TBC.
- Terapi preventif dengan obat Isoniazid (INH) pada
TBC laten dan orang yang mempunyai risiko tinggi tertular TBC.
Pengobatan TBC Tulang Belakang
Pengobatan TBC tulang belakang
berkemungkinan memerlukan tindakan operasi sebagai bentuk perawatan tambahan
selain antibitiotik yang diberikan untuk mengobati tuberkulosis juga disarankan
untuk tidak menggerakkan tulang belakangnya hingga suatu periode tertentu.
Pemberian obat antimikrobial seperti Isoniazid
(INH), Ethambutol, Rifampicin dan Streptomycin atau Kanamycin injeksi
(kombinasi dua atau tiga obat tersebut diatas). Selain itu, serangkaian terapi fisik akan disarankan
untuk diikuti demi mengurangi nyeri serta melatih kekuatan dan fleksibilitas
tulang.
Terimakasih,semoga artikel ini dapat membantu!😊😀
Referensi :
Tidy, C. Patient (2017).
Spinal Tuberculosis.
Dr. Budiman Chandra (2013).
Kontrol Penyakit Menular Pada Manusia.
Soedarto (2015).
Mikrobiologi Kedokteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar